Dikenal sebagai “The Garden City “, Victoria yang merupakan ibu kota dari provinsi British Columbia adalah kota yang ciamik, menjadi tujuan wisata populer di Canada. Sesuai namanya, Victoria memang kota yang sangat cantik, karena sejumlah besar bangunan bersejarah tetap dipertahankan. Dua landmark yang paling terkena adalah Gedung Parlemen (British Columbia Parliament Buildings) yang selesai dibangun pada 1897, merupakan rumah dari Majelis legislatif British Columbia dan Hotel Empress (dibuka pada 1908). Tempat lainnya adalah Chinatown, tertua kedua di Amerika Utara setelah San Fransisco. Pokoknya arsitektur kotanya, baik dari rumah dan bangunan-bangunan bersejarah nuansanya klasik-klasik gitu deh. Victoria berada di ujung Selatan Pulau Vancouver lepas pantai Pasific Canada. Kota ini saya kunjungi pada Mei 2019 ketika bertugas di Ovatioan of The Seas , kapal ke 7 dengan itinerary Alaska-Canada.
Pelabuhan kapal pesiar di sini adalah Victoria Harbour yang merupakan pelabuhan pelayaran yang terletak di ujung selatan Pulau Vancouver. Ini adalah port yang paling sering dikunjungi pada pelayaran “Alaska Canada “. Saya telah beberapa kali mengunjungi Downtown Victoria untuk sekedar makan di restoran Cina atau membeli souvenir bersama teman-teman. Suatu ketika saya merencanakan untuk berpetualang sendiri karena sangat tertarik untuk mengunjungi Parliament Building yang terlihat begitu megah ketika beberapa kali lewat sini naik bus. Di sebelahnya terletak Hotel Empress yang terkenal dan bersejarah. Kalau saya ingin menjelajahi suatu tempat biasanya saya suka pergi sendiri karena lebih bebas, mau kemana-mana tidak tungguin teman, karena waktu yang terdedia terbatas, kurang lebih 2-3 jam harus balik kapal untuk kembali bekerja.

Posisi saya saat itu sudah jadi Stateroom Attendant / Room Boy, harus menyelesaikan 17 kamar terlebih dahulu sebelum bisa istirahat dan keluar kapal. Kalau sudah port day kerjapun jadi semangat luar biasa supaya bisa cepat keluar. Biasanya rajin cuap-cuap sama tamu, kalo port day sebisa mungkin kerjain kamar sambil sembunyi dari tamu supaya tidak diajak ngobrol. Orang bule kalau sudah ditemani ngobrol, waktu bisa habis 15 menit, kalau yang diajak ngobrol banyak bisa gak selesai-selesai kerjaan. Kalau mujur, kadang tamunya bilang gak usah kamarnya dibersihin katanya biar saya bisa cepat keluar, kalau apes bisa dapat kamar yang hancur lebur yang habisin waktu setengah jam lebih.

Kerjaan pun selesai, saya langsung cabut ke cabin, gak usah mandi langsung ganti baju. Biasanya makan di crew mess, karena ini port day jadi makannya di China Town saja. Disana ada restoran cina yang jual nasi goreng seafood enak banget, lumayan banget buat obatin homesick. Rute yang saya rencanakan kali ini adalah naik bus sampai Victoria Parliament Buildings, kemudian jalan kaki ke Victoria China Town untuk makan siang, setelah itu mencoba VR game di salah satu mall di downtown Victoria. Sekitar pukul 14.00 waktu setempat saya telah berada di luar kapal, cuaca mulai panas karena summer telah dimulai, jadi saya hanya mengenakan kaos dan jeans. Atasan kaos hitam Hard Rock Caffe yang dulu saya beli di Nassau Bahamas, bawah Jeans Alcot yang saya beli di Napoli Italia dan sepatu TOMS yang saya beli di Hawaii (barang diskonan semua kok hehe). Saya tidak membawa tas, hanya dompet dan smartphone yang terselip di celana karena niatnya cuma jalan-jalan bukan shopping. Tiket bus dari port ke downtown Victoraia cukup murah, bayar 5 CAD pulang-pergi. Saya bersama beberapa crew di dalam bus, ketika tiba di depan Parliament Building, bus akan berhenti kemudian supirnya menanyakan apakah ada penumpang yang ingin turun, cuma saya saja yang turun lainnya ke downton semua. Cuaca super duper cerah, saya sungguh beruntung hari itu mendapatkan pemandangan yang super keren.

Baru turun dari bus sudah tersaji pemandangan yang spektakuler. Di depannya banyak kembang, ada juga orang pacaran atau temenan gak tau lah, dan dibelakang ada gedung parlemen megah dengan arsitektur Eropa yang membuat saya ingin bilang WOW! Menurut saya ini tempat cakep banget, kalau ajak istri atau pacar kesini dijamin auto romantic.

Ini tempat pokoknya Instagramable banget deh, mau tampang kaya apa aja foto di sini dijamin jadi cakep. Kurang puas rasanya lancong ke sini tanpa selfie, jadi jepret-cepret muka bentar meskipun muka-muka capek, tapi hasilnya cakep menurut saya hehe.

Setelah puas foto-foto dari depan, saya tidak sabar untuk masuk ke dalam gedung. Saya sudah persiapkan dollar Canada untuk bayar tiket. Dilihat semakin dekat gedung ini tambah memukau dengan desain yang megah dan tempatnya bersih banget.

Saya tidak melihat ada crew yang kesini hanya tamu-tamu kapal saja. Di depan sudah ada polisi yang berjaga, saya suka seragam polisi Canada, warna hitam dengan berbagai perlengkapan membuat police officer jadi kelihatan gagah. Saya tanya harga tiket masuk, bapak polisinya bilang “lu gak usah bayar deh, alias gratis tis tis tis” hehe, saya bilang “ceius pak??” Pak polisinya senyum lihat muka saya. Sebelum menjelajah ke dalam, semua pengunjung harus dicek dan barang-barang masuk x-ray scan terlebih dulu.

Bangunan ini terdiri dari 4 lantai, yaitu Ground Floor, Lantai 1, 2 dan 3. Jendelanya dihiasi oleh kaca warna-warni motif bunga-bunga, nuansa klasiknya sangat kental, jadi pengen punya dirumah.

Dinding-dinding bangunan dihiasi dengan foto-foto bersejarah beserta penjelasannya, Hall of Honor dan lain-lain. Sepertinya tempat ini dijaga dengan baik karena terlihat sangat rapi dan bersih serta barang-barang di dalamnya masih sangat terawat.
Jika melihat ke atas, langit-langit kubah bangunan ini dihiasi dengan lukisan dan berbagai ukiran yang membuat terlihat sangat mewah.
Yang menjadi incaran saya adalah melihat harta karun yang tersimpan di sini berupa simbol-simbol parlemen berwujud tongkat dan semacam gada (mace). Berdasarkan gambar yang dipajang di dinding bangunan, disini tersimpan tiga buah symbol parlemen yaitu The Current Mace, The Talking Stick, dan The Black Rod. The Current Mace ini memiliki berat 11 Pounds atau setara 5 Kilogram, telah mengalami perubahan bentuk sebanyak tiga kali sepanjang sejarah, terbuat dari perak asli dari Victoria yang dilapisi emas 24 karat (sejarah lengkap bisa dilihat di : https://www.leg.bc.ca/content-peo/Learning-Resources/The%20Mace%20Fact%20Sheet%20-%20English.pdf).
Sayangnya benda-benda ini tersimpan di tempat khusus yang tidak boleh dimasuki pengunjung karena sangat berharga dan bersejarah. Simbol-simbol ini ditempatkan di sebuah ruangan yang diisi terali, jadi saya tidak bisa melihat langsung, cuma bisa dilihat dari jauh saja.

Setelah cukup lama berkeliling tiba waktunya keluar gedung, keluarnya lewat belakang. Tempak belakang bangunan ini cukup seram juga, mirip kaya di film Harry Potter, saya buru-buru pergi supaya tempat lainnya bisa terkejar.

Perjalanan selajutnya adalah ke seberang jalan untuk melihat Hotel Empress yang bersejarah, letaknya berdekatan dengan Parliament Building. Detail hotel ini bisa dibaca di https://en.wikipedia.org/wiki/The_Empress_(hotel). Karena waktu yang terbatas, saya hanya melihat-lihat dan foto dari depan hotel. Hotel ini terlihat sangat megah dan bangunannya bernuansa eropa klasik yang kental.

Tujuan selanjutnya adalah makan siang di Victoria Chinatown. Saya harus berjalan kaki sepanjang kurang lebih 1,2 km melewati Government Street, 10 menitan sampai lah.



Disini ada banyak restoran Cina, saya telah mencoba makan di beberapa restoran tapi ada satu restoran vaforit namanya Oriental Dragon. Restoran ini terletak di lantai dua, biasanya sepi. Saya tidak begitu suka dengan restoran yang ramai karena order makanan pasti lama.

Menu favorit saya adalah nasi goreng seafood pedas bertaburkan baby shrimp dengan segelas coke. Restoran Cina di luar Indo porsinya jumbo semua, kalau gak benar-benar lapar gak bakalan habis seporsi. Karena kelaparan, seporsi nasi goreng ludes dalam sekejap. Lumayan untuk mengobati rasa kangen akan masakan Indonesia. Saya bayar bill 17 CAD ditambah 5 CAD tips. Sebenarnya banyak tempat yang bisa dikunjungi di Chinatown, ada jual batu akik, toko barang second, sexshop dll, tapi saya harus buru-buru pergi ke sebuah mall di downton (lupa namanay) untuk main VR game.

Mengambil rute yang tadi, perjalanan ke mall cukup dekat. Sebenarnya saya sudah beberapa kali berkunjung ke mall ini dan ingin sekali main VR tapi kok yang pakai anak-anak semua, jadi malu pengen coba hehe. Karena Hasrat yang menggebu-gebu ingin mencoba, saya beranikan diri, bodo amat orang gak ada kenal saya juga disitu. Saya memilih game roler coster. Setelah mbak penjaganya suruh duduk di kursi game yang bentuknya kaya telur, kaca VR pun dipasang. Awalnya biasa saja, tapi lama-lama jantung saya mau copot karena gamenya terlihat sangat nyata dan extrame. Roler kosternya isi loncat dari jembatan putus yang sangat tinggi, ditambah kursinya juga goyang dan muter-muter, mau teriak takut dosa. Seru banget pokoknya, saya sangat menikmatinya. Durasinya hanya 15 menit dan saya harus merogoh kocek 10 CAD.

Sebenarnya waktu untuk jalan-jalan masih kurang, tapi apa daya harus balik ke kapal untuk shift sore. Tiap mau balik ke kapal rasanya sedih banget, seperti kembali ke dalam penjara, hiksss. Total trip hari ini menghabiskan uang 37 CAD, worthed lah. Semoga berguna dan memberikan ispirasi bagi pembaca semua.