Setelah selesai kontrak di Grandeur of The Seas, saya terkejut dapat kabar dari agen “Lu harus join di Allure of The Seas!” kata pak Ferdi dari agen. Waduh, sepengetahuan saya, itu kapal masuk oasis class, kelas kapal raksasa. Gimana nih pasti bakal kerja berat!! Kalau kita search di Wikipedia, kapal ini dibuat dibawah sebuah proyek namanya “Project Genesis” yang dimulai tahun 2008 di Turku, Finland. Kapal ini mulai launching di bulan November 2009. Pada November 2010 kapal ini sampai di home portnya di Port Everglades, Florida. Jadi kalau mau join harus terbang dulu ke Florida US, nah ini yang saya tidak suka karena harus puluhan jam naik pesawat dan berjam-jam nunggu di bandara. Tapi apa boleh buat demi tuntutan pekerjaan kemanapun harus siap.
Ketika sampai di Florida, perjalanan memakai bus menuju home port nya. Dari jauh sudah kelihatan kapalnya itu super jumbo dan dibelakannya ada lubang/ lorong, waduh gimana ini kuat gak ya kerja di sini? Nyali jadi ciut duluan liat kapal segede itu. Setelah melewati screening document tiba waktunya masuk kapal, ini kapal udah besar panjang lagi! Kapal ini panjangnya 362 meter, tinggi 72 meter di atas permukaan laut, kedalaman 22 meter dibawah air dengan 225,282 gross tonnage. Kapal ini memiliki 18 deck, 2.700 kamar untuk tamu dan bisa memuat sampai dengan 5.400 tamu dan crewnya sekitar 2.000an. Pertama kali masuk ke dalam, koridor utama crew atau i-95 (I ninety five) itu super panjang, dari ujung ke ujung itu bisa kelihatan karena gak ada belok-beloknya seperti kapal sebelumnya. Lebih lengkapnya bisa dilihat gambar dibawah.
Seperti biasa tiba di kapal gak dikasi ampun, langsung disuruh kerja. Barang yang harus dikerjain jumlahnya berlipat-lipat dari kapal sebelumnya, tapi bagusnya anak laundrynya juga banyak, mesinnya banyak dan juga canggih, jadi sedikit legal lah. Abis kerja tiba waktunya istirahat di cabin. Mau idupin tv cari-cari di tembok seperti biasa kok gak ada. Setelelah buka gorden ternyata masing-masing tempat tidur ada tv nya satu-satu, wah enak ne kapal. Iseng-iseng liat menunya ternyata banyak film gratis dan yang paling menarik disediain film dewasa juga (tapi bayar), wah pengertian banget ya yang buat kapal ini hehehe. Yang membuat saya lebih suka kapal ini adalah semua crew area itu letaknya di depan, mulai dari crew mess, laundry, crew bar, crew disco, cabin dan smoking area jadi sangat gampang mau kemana-mana. Tempat makan buat crew (crew mess) juga buka terus dan makanannya lumayan enak jadi gak takut lagi telat makan dan keburu tutup.
Karena saya kerja di laundry waktu itu, jadi akses ke guest area itu sangat jarang, karena kerjanya di tween deck dan tank top (di bawah deck 0). Baru pada bulan Febuari 2014, Allure of The Seas melakukan Azidock, yaitu perbaikan pada salah satu Azipod (baling-baling) kapal dan akhirnya saya bisa menjelajahi seisi kapal. Yang menarik dari kapal ini adalah dia punya 7 neighbourhoods yang berbeda, ada teater dengan kapasitas 1.380 orang, ice skating, 25 buah restoran yang berbeda termasuk Strarbucks juga ada, dan masih banyak tempat menarik lainnya.
Kapal ini terbelah menjadi dua, seperti dua buah hotel yang saling berhadapan.Central Park di malam hari dilihat dari atas.
Kapal ini memiliki central park yang dihiasi oleh berbagai tanaman hidup, bukan plastik ya… Central park ini dilengkapi dengan audio otomatis yang menyesuaikan dengan waktu, kalau pagi-pagi ada suara burungnya, kalau malam ada sungai jangkrik kodok dll.
Kalau fotoan kaya gini jadi tidak terlihat seperti di dalam kapal, btw itu bukan saya lho.
Di sekitaran Central Park ini ada berbagai shop dan restoran, jadi sambil jalan-jalan kita bisa sambil shoping atau nongkrong di salah satu restoran.
Sebuah jalan di Central Park.
Tempat lainnya adalah Boardwalk, nama-nama tempatnya mirip-mirip New York gitu deh.. Disini ada sebuah mobil Mercedez Benz klasik sebagai pajangan. Ini bukan mobil boongan, ini asli mobil cuma gak boleh diidupin.
Nah kalau yang ini baru saya (penulis).
Ada hal unik lain di kapal ini, karena saking besarnya sang kapten (Jhony) memiliki sebuah scooter supaya tidak capek keliling kapal dan kadang dia menggunakan motor Harley Davidson di kapal. Dia juga sering membawa seekor burung.
Captain Jhony bersama burungnyaCaptain Jhony mengendarai motor Harley Davidson.
Pada bagian belakang kapal ini ada aqua teater. Tempat ini menyuguhkan ataraksi kelas dunia, mulai dari menari di air, loncat-locat, dan yang paling ngeri di bagian akhir pertunjukan ada atraksi penari loncat ke kolam dari ketinggian puluhan meter. Kalau saya kerjanya cuma cuci-cuci kalau para penari ini harus loncat-loncat dari ketinggian baru dapat duit hehe.
Aqua Theater
Berbagai tempat oalahraga juga tersedia, seperti panjat tebing, golf, flow rider, tempat gym dll. Flow rider adalah semacam simulasi surfing, yang suka surfing dikapalpun bisa.
Setelah sepuluh bulan bekerja banting tulang jadi laundry attendant, tiba saatnya saya menikmati liburan selama dua bulan. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu bagi semua pelaut, pulang kerumah bertemu sanak keluarga, bisa tidur sampai siang, tidak ada alarm dan bisa kembali menikmati masakan rumah. Dua bulan liburan terasa begitu cepat, baru pulang dari kapal tau-tau sudah harus packing barang lagi. Kontrak kali ini saya join di kapal Grandeur of The Seas, lebih kecil dari kapal pertama Explorer of The Seas. Kapal ini memiliki bobot 74,140 gross tonnage, dengan kapasitas penumpang sampai dengan 2.440 orang dan crew sebanyak 760 orang. Waktu itu homeport nya di Venice Italy, jadi penerbangan ke sana lebih singkat daripada penerbangan ke US, cuma butuh sekali transit dari Denpasar – Doha (Qatar) – Venice. Kebetulan kapal ini overnight di Venice sehingga saya sempat jalan-jalan keliling venice (sendirian) pada malam hari, Venice sangat indah di malam hari.
Kontrak kali ini sangat menarik, karena kapal tengah berada di wilayah Eropa sehingga saya bisa jalan-jalan ke banyak tempat mengagumkan seperti Menara Pisa di Livorno, Napoly Italy, Roma, Santorini Grace, Athens, Mykonos, Kusadasi Turki, beberapa wilayah Prancis dll. Setelah beberapa bulan di Eropa Grandeur of The Seas memasuki masa repositioning (pindah itinerary) ke US yang memakan waktu perjalanan kurang lebih dua minggu. Karena harga barang-barang di wilayah Eropa relative mahal, jika sudah sampai US ini jadi kesempatan untuk hunting barang-barang murah di Walmart, Macys, Jc Penny dll hehehe shopping mode on.
Pada tanggal 27 Mei 2013 Grandeur of The Seas tengah dalam perjalanan dari Port Canaveral, Florida menuju Coco Cay Bahamas, pulau pribadinya Royal Caribbean Cruise Ltd (mereka punya pulau pribadi lagi satu namanya Labadie yang berlokasi di Haiti). Seperti biasa, selesai bekerja anak-anak laundry beristirahat di cabin masing-masing, saya pun tertidur pulas begitupun roommate saya Febri. Samar-samar terdengar bunyi alarm kapal. Kapten akan menyalakan alarm jika terjadi dua hal, untuk tujuan board drill (latihan) dan ketika terjadi real emergency. Dengan mata setengah terbuka saya terpaksa bangun untuk melihat jam, waktu menunjukan pukul 02.15 pagi. Saya kira itu alarm untuk board drill tapi kenapa tumben diadakan pagi-pagi. Untuk mencari tahu, saya coba bangunkan Febri yang tidur di bawah tapi dia bergeming. Karena semakin penasaran saya buka pintu kamar sambil mengecek kondisi di luar, di sebelah kamar ada juga Joshua yang menengok keluar kamar. “Jo, kok jam segini ada board drill, knapa ya?” tanya saya. “Gak tau, udah balik tidur aja lagi besok harus kerja pagi-pagi” dia bilang.
Karena sangat mengantuk saya putuskan untuk tidur kembali, mungkin itu salah alarm. Belum sempat tertidur tiba-tiba ada orang yang menggedor pintu dengan keras sambil berteriak-teriak Fire!!! Fire!!! Fire!!! Saya pun langsung locat dari tempat tidur berusaha mengambil life jacket di atas lemari dan membangunkan roommate saya. Beberapa saat kemudian terdengar kapten menyampaikan pengumuman “Selamat pagi para tamu dan crew, saat ini kapal kita tengah mengalami kebakaran di deck 3 mooring deck, untuk membangunkan para tamu dan crew saya akan menyalakan alarm beberapa kali, para crew saya perintahkan untuk keluar dari cabin dan stand by di emergency station masing-masing” Alarm pun menyala berkali-kali. Waktu itu yang saya ingat cuma mengambil dompet dan bergegas keluar cabin. Mesin kapal mengeluarkan bunyi sedikit bising itu pertanda kapal tengah berhenti atau memutar di tengah laut, berarti memang benar terjadi sesuatu.
Anak laundry tergabung dalam blanket team member dan memiliki emergency station di laundry utama. Kami telah melakukan latihan setiap minggu jadi saya merasa sedikit tenang karena telah tahu apa yang harus dilakukan. Ketika terjadi real emergency kita harus mengikuti setiap instruksi kapten yang disampaikan kepada semua officer bawahannya. Meskipun begitu ada teman kami yang agak ketakutan karena baru dua minggu join di kapal, kami berusaha menenangkannya. Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi, bagaimana kondisi api dsb karena kami berkumpul di tween deck, deck paling bawah. Kami hanya bisa berkumpul disana sambil mendengarkan setiap pengumuman dari kapten. Saya hanya bisa berdoa mudah-mudahan semuanya selamat dan diberi kemudahan memadamkan api. Beberapa saat kemudian terdengar pengumuman dari kapten “Selamat pagi para tamu dan crew kami telah berusaha dengan maksimal dan mengeluarkan kekuatan penuh untuk memadamkan api, kami juga mendapat bantuan dari sebuah kapal pesiar yang kebetulan lewat, mudah-mudahan api bisa segera padam” Di dalam lubuk hati yang paling dalam sebenarnya saya merasa sangat takut, ini adalah kali pertama saya mengalami bencana di kapal, yang namanya kapal kebakaran di tengah laut apapun bisa terjadi.
Suasana di Main Laundry
Hampir setiap jam kapten mengumumkan perkembangan yang terjadi, dia selalu bilang bahwa api sudah hampir padam. Belakangan saya tahu dari cerita para crew yang ikut memadamkan api bahwa sebenarnya api semakin meledak-ledak, tapi oleh kapten dibilang akan segera padam untuk menenangkan para tamu. Beberapa teman ada yang rebahan di lantai dan di meja, tetapi saya tetap terjaga. Sampai jam 7 pagi api belum juga padam, baru pada jam 9.30 pagi kapten mengumumkan bahwa api telah berhasil dipadamkan dengan sempurna. Berarti dibutuhkan total 7 jam untuk memadamkan api. Ketika kami akan sarapan sebagian crew mess juga terbakar. Info yang kami dapat dari teman-teman yang lain tidak ada korban jiwa baik tamu dan crew dari kebakaran itu, penyebabnya belum diketahui.
Kebakaran menyisakan kehancuran luar biasa di bagian belakang kapal, mulai dari deck 3 sampai deck 6 terkena kobaran api. Jika kebakaran meluas sampai kapten memutuskan untuk abandon ship (meninggalkan kapal) kemungkinan tidak semua crew mendapatkan jatah life raft karena puluhan life raft terbakar dan meleleh, jadi sangat beruntung api berhasil dipadamkan. Kebakaran tidak meluas juga karena semua pintu di kapal adalah fire door atau pintu tahan api. Kesaktian fire door ini terbukti ketika ruang galley yang di dalamnya terdapat berbagai minyak dan gas tertutup, api tidak bisa masuk sama sekali. Di satu sisi fire door hitam legam, tapi di sisi lainnya tidak tergores sama sekali.
Setelah berkordinasi dengan kantor pusat, Kapten mengambil keputusan untuk memulangkan semua tamu ke rumahnya masing-masing dengan ditanggung biaya penginapan, tiket dan total refund biaya booking. Kapal berlabuh di Nassau Bahamas dengan bantuan didorong oleh tug boat karena tali-tali kapal sebagian juga terbakar. Setelah semua tamu berhasil dipulangkan, kapten memutuskan kapal akan dry dock (diperbaiki) di Grand Bahamas Ship Yard di Nassau. Sampai di sana berbagai macam petugas datang untuk memeriksa, mulai dari polisi, FBI, CIA dan Coast Guard. Untuk merayakan keberhasilan memadamkan api serta semua tamu dan crew selamat, Safety Officer mengadakan all crew party, nahh udah kebakaran masih party pula heheh inilah hebatnya crew kapal. Disebelah kapal ada kapal pesiar lain yang tengah diperbaiki, para crew disana pada bengong melihat kami party.
All crew party, disebelahnya kapal Carnival
Setelah party usai besoknya semua fokus ke perbaikan kapal. Para kontraktor dari berbagai penjuru dunia pun berdatangan untuk memperbaiki kapal. Tempat makan dipindahkan ke Windjammer di lantai 11. Anak laundry tidak bekerja full dan sebagian crew ditugaskan menjadi Firewatch yaitu orang yang awasin kontraktor yang ngelas. Kalau kapal diperbaiki seperti ini banyak hal yang tidak menyenangkan terjadi, mulai pipa bocor, toilet tidak bisa flush, kepanasan karena ac dimatikan, tidak ada air. Saking panasnya kadang malam hari saya tidur di pool. Perbaikan dilakukan dengan sangat professional oleh ahlinya, bagian belakangnya dipotong dan ditempatkan bagian baru. Perbaikan berlangsung selama satu setengah bulan atau 45 hari.
Grandeour of the Seas tengah berada di dalam ship yard (dry dock)
Semua crew sebenarnya punya banyak waktu luang karena tidak ada tamu, tapi tidak ada tempat menarik yang bisa dikunjungi di sana. Tempat belanja hanya ada di Port Lucaya yang berjarak cukup jauh dari yard. Pihak kapal menyediakan shuttle gratis bagi crew yang ingin ke sana. Sepanjang perjalanan saya tidak menemukan orang lalu Lalang di jalan, atau orang di perumahan, seperti kota hantu. Satu setengah bulan disana membuat kami sangat jenuh dan level homesick sangat tinggi. Untuk menghilangkan jenuh kadang kami ramai-ramai ke gym supaya fikiran lebih waras dan otot lebih gede. Untuk gaji anak laundry tetap mendapatkan gaji penuh, tapi crew yang bekerja menggunakn tipping system, karena tidak ada tamu belum jelas mereka bakal dapat gaji atau tidak.
Piagam penghargaan yang diberikan kepada semua crew oleh Kapten Espen Been
Hari yang ditunggu pun tiba. Kapal telah selesai diperbaiki sehingga bisa kembali melayani para tamu cruising. Pelayaran pertama adalah kembali ke home port di Baltimore Maryland. Semenjak kejadian itu para crew seluruh fleet tidak diperbolehkan lagi untuk merokok di dalam kamar atau koridor.
Pernah dengar Segitiga Bermuda gak?? Kalau kita search di internet akan ditemukan banyak cerita tentang keangkeran segitiga Bermuda ini, mulai dari banyak pesawat yang hilang secara misterius sampai kapal laut yang menghilang dan muncul kembali setelah beberapa tahun. Segitiga Bermuda atau disebut juga Devil’s Triangle adalah wilayah di Samudra Atlantik seluas 4 juta km² yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, Puerto Rico dan Miami. Bermuda sendiri adalah sebuah wilayah kepulauan di seberang laut Britania Raya di Samudra Atlantik bagian Utara. Letaknya sekitar 933 km dari pesisir Carolina Utara, Amerika Serikat (sumber : Wikipedia). Nah apa gak seram cruising ke Bermuda? Nyatanya kapal saya Explorer of The Seas dan salah satu kapal dari Norwegian Cruise Line memiliki jadwal cruise regular dari Bayonne, New Jersey ke Bermuda. Tapi rutenya tidak akan melewati wilayah Devil’s Triangle, emang mau menghilang disedot elien???
Tanggal 24 September 2011 saya resmi menjadi seorang crew kapal pesiar. Perasaan bangga dan senang (lapar juga) menyelimuti waktu itu. Sampai di kapal ngapain donk?? Ternyata sampai di kapal gak dikasi ampun, langsung disuruh kerja, gak dikasi makan dulu, gak pakai istirahat dulu, gak pakai ganti baju. Kontrak pertama posisi saya adalah seorang Laundry Attendant. Baru datang saya sudah ditunggu oleh Laundry Master (sebutan untuk manager laundry di kapal), gak dijelasin apa-apa langsung disuruh gabung kerja dengan yang lain. Waktu itu anak laundry berasal dari Indonesia semua, jadi saya merasa sedikit lega. Kirain kerja di kapal bisa santai sambil ngopi-ngopi ternyata awalnya sungguh berat. Kirain Sabtu Minggu dapat libur ternyata gak ada libur sama sekali, tiap hari kerja. Waktu itu kontrak laundry selama 10 bulan, jadi tiap hari selama 10 bulan kita harus kerja terus, kecuali terbukti sakit..nahhh dimana enaknya kalau kaya gini???
Pekerjaan pertama adalah roll (nyetrika) bed sheet (sprei), yaitu memasukan bed sheet yang sudah dicuci ke mesin press atau disebut mangler di kapal. Ada bertroli-troli bed sheet yang harus dikerjain. Kita harus berdiri terus selama kerja, tuang bed sheet dari troli, pisahkan dan masukan ke mesin. Satu mesin membutuhkan 5 operator, 4 orang di depan memisahkan dan memasukan bed sheet dan satu orang jaga di belakang menata bed sheet yang telah terlipat rapi. Ini adalah mesin otomatis, kita masukan bed sheet yang setengah basah keluarnya bed sheet yang sudah kering dan dilipat rapi. Baru satu jam bekerja badan sudah terasa sangat capek dan kaki pegal-pegal. Disana saya berpikir, kayaknya lebih enak jadi guru kerjaannya cuma cuap-cuap depan kelas. Tapi saya tidak boleh menyerah, tekad bekerja di kapal sudah bulat 1001%.
Suasana anak laundry di mesin mangler
Setiap crew yang baru join (baik baru maupun lama) harus mengikuti PDST (Pre Departure Safety Training) sebelum kapal sailing. Tujuannya jika terjadi apa-apa sama kapalnya setelah berangkat kita jadi tahu apa yang harus dilakukan. Waktu itu training dimulai jam 1 siang, kita dikasi kesempatan makan terlebih dahulu di crew mess. Karena baru pertama di kapal, lay out kapal membuat saya sangat bingung. Dari satu tempat ke tempat lainnya seperti melewati labirin. Ketika kita ingin balik ke cabin/kamar, tersesat adalah hal yang biasa dialami crew yang baru join. Selama training berlangsung mata rasanya sepet banget, ingin rebahan, ingin tidur. Tapi melihat yang kasi training galak jadi saya usahakan tetap melek biar gak dikasi pertanyaan. Ini juga pengaruh jet leg, karena pada saat di New Jersey jam 1 siang, berarti di Indonesia jam 2 pagi, lagi nyenyak-nyenyaknya tidur tuh. Training berlangsung kurang lebih satu setengah jam. Setelah selesai kirain dikasi istirahat, ternyata disuruh kerja lagi hiksss…
Waktu menunjukan jam 6 sore dan akhirnya kita dikasi istirahat oleh laundry master. Pertama kali masuk cabin rasanya sangat sempit dan langit-langitnya sangat rendah bisa disentuh pakai tangan. Untuk yang phobia ruangan sempit mungkin akan jadi masalah. Buat saya oke oke saja yang penting ada tempat tidur untuk istirahat sudah cukup. Satu cabin diisi oleh dua crew member sejenis, kecuali punya suami/istri bisa tinggal satu cabin. Tempat tidurnya bertingkat, ada yang tidur di atas (top bunk) ada tidur di bawah (bottom bunk). Untuk yang baru join bisanya dapat bagian tidur di atas. Sampai sejauh ini saya belum sempat berkabar ke orang tua.
Suasana di cabin/kamar
Setelah rapi-rapi sedikit, tiba waktunya untuk tidur pertama di kapal. Jangan harapkan tidur di kapal jadi crew kaya tidur di bungalow atau hotel bintang lima, karena akan ada suara bising ac, mesin, sampai deburan ombak yang menghantam dinding kapal bisa didengar. Karena badan sudah sangat capek, suara-suara itu seperti music klasik yang membuat mata tidak bisa dibuka lagi. Tiba-tiba alarm yang saya set jam 5.30 pagi telah berbunyi, sampai tidak merasa sempat tidur, itu adalah tidur yang paling nyenyak yang pernah saya alami selama hidup. Kerja dimulai jam 6 pagi, kali ini kerjanya roll napkin (serbet) dan table cloth (taplak meja). Kira harus nge roll ribuan napkin dan tangan harus gerak cepat, awal-awalnya sangat susah karena tangan harus gerak cepat sambil terus berdiri. Kerjaan lainny adalah melipat puluhan ribu handuk.
Satu minggu pun berlalu, rasanya seperti sudah berbulan-bulan, karena lingkungannya itu-itu saja, kerja, makan ke crew mess trus ke cabin. Antara siang dan malam juga susah membedakan karena kita jarang bisa lihat keluar, lampu di kapal terus menyala. Kamar saya lokasinya di Tween Deck, yaitu dibawah deck 0, di bawah air laut. Kamar crew biasa lokasinya dari deck 2, 1, 0 dan tween deck, di bawah tween deck masih ada lagi namanya tank top. Kalau kapten, staf kapten dan orang-orang gede lainnya tinggalnya di deck atas, deck 9 dan 10.
Minggu ke dua saya dipindah jadwal oleh Laundry Master ke night shift/ masuk malam. Saya sempat menolak, karena dengar dari teman-teman disana, night shift agak ngeri juga karena kerjanya cuma ber empat, kerjaannya banyak dan harus bisa mengoperasikan mesin cuci raksasa namanya Tunnel Washer, tapi ada satu menariknya, kita bisa cari side job/kerja sampingan. Karena saya baru, jadi saya ikuti saja keinginan atasan saya. Hari pertama masuk malam kita mulai jam setengah enam sore, perkerjaan pertama adalah membatu anak pagi melipat towel/handuk. Setelah anak pagi off tinggal 4 orang anak malam yang kerja. Lokasi kerja terdiri dari dua bagian, di tween deck dan tank top. Di tween deck adalah lokasi loading, unloading barang seperti towel, table linen, dan pool towel. Yang mau dicuci kita harus turunkan ke bawah lewat elevator atau chute, yang bersih kita naikan dan pisahkan untuk towel, sehingga kerja harus cepat supaya distribusi barang lancer. Untuk yang di tank top adalah lokasi semua mesin raksasa, ada washer extractor, dryer manual dan yang paling besar tunnel washer.
Loading area Tunnel Washer
Tunnel washer ini adalah mesin cuci otomatis raksasa yang siap melahap puluhan ton towel dan bed seet. Sebagai gambaran, explorer of the seas mampu menampung penumpang lebih dari 3000 orang. Jika semuanya mendapatkan bagian 1 large towel, 1 medium towel, 1 wash cloth dan 1 bathmat maka dibutuhkan 12.000 pcs towel, biasanya jumlah ini dikali dua atau lebih untuk memastikan sirkulasi berjalan lancer. Bisa dibayangkan jika semua towel ini kita cuci manual menggunakan washer extractor yang jumlahnya cuma 5 buah, tangan kita bisa keriting hihihi dan akan memakan banyak waktu. Tunel washer terdiri dari loading area, tunnel washer, dryer, shuttle (robot), dan controller yang semuanya dijalankan oleh program kumputer. Pertama kali lihat saya juga terkejut, nyuci handuk aja mesti pakai robot hehe.
Cara kerjanya bisa saya gambarkan begini. Biasanya sore hari tamu-tamu akan mandi karena akan diner atau pergi menonton show, towel yang terpakai akan dikumpulkan dalam red bags, (wadah polyester seukuran karung ) oleh oleh beberapa orang linen runner. Kantong-kantong ini akan dibawa ke laundry dan diturunkan ke tank top lewat sebuah lubang (chute). Towel akan menumpuk seperti gunung di bawah, bukan perkara gampang untuk loading ini barang ke conveyor. Awalnya susah minta ampun, baru lihat towel seperti gunung, nyali sudah ciut duluan. Sedikit demi sedikit towel-towel ini harus dimasukan lewat loading conveyor dengan berat sekitar 50kg sekali loading. Selanjutnya masuk ke dalam tunnel wosher, berupa terowongan yang menyerupai ruma keong. Setelah itu masuk ke dalam mainpress. Mainpress berupa piston raksasa dengan tekanan super kuat untuk mengeluarkan air yang tersisa di dalam towel. Bagian ini sangat berbahaya, ketika mainpress jebol kita sendiri yang harus memasangnya kembali, jika tidak hati-hati/ tidak memasang pengaman bisa celaka. Ada kejadian sala seorang anak laundry di kapal lain kena gencet mainpress dan luka parah.
Hasil dari mainpress ini berupa cake/ towel setengah kering berbentuk biscuit bundar besar dan ini sangat berat. Kalau menggunakan tenaga maunusia tidak akan sanggup memindahkannya ke dalam dryer. Untuk memindahkannya digunakan robot/shutle. Komputer akan secara otomatis mengatur pergerakan shuttle untuk memasukan cake ke dryer yang telah kosong. Ketika dryer telah kosong computer akan secara otomatis mengeluarkannya melewati conveyor dan akan menjadi. Prosesny belum selesai sampai di sini. Towel yang telah kering akan ditampung di dalam troly dan dipisahkan antara large towel, medium, washcloth dan bathmat. Kalau belum ada towel keluar dari conveyor kita cicil sedikit demi sedikit melipat towel-towel ini.
Dryer raksasa dan shuttle/robot
Selain mengontrol tunnel washer, orang yang jaga di bawah juga harus menjalankan 5 buah extractor dan 4 buah dryer manual. Ketika break selama 1 jam, hanya dua orang yang bertugas, satu di atas dan satu di bawah secara bergilir. Nah kalau dapat tugas di bawah capek minta ampun, saya cuma sendiri di bawah di tengah malam, harus control tunnel washer biar terus ada barang yang diloading sambil mengoperasikan 5 buah extractor untuk mencuci napkin dan table linen, belum lagi ada yang nyangkut di tunnel washer, harus sigap, kalau tidak kerjaan tidak akan selesai tepat waktu.
Ketika tengah malam tiba saatnya memulai side job/kerja sampingan. Anak malam memiliki side job mencuci pakaian crew. Crew yang mau nyuci ada yang bawa langsung ke laundry, ada juga yang minta diambil ke cabin mereka. Kami patok tarifnya sekali cuci atau per bag 20 USD, crew yang baik ada juga yang kasi lebih. Awalnya saya kurang suka dengan side job ini karena yang dicuci itu dari kaos kaki, celana dalam (yang sangat bau, wuekkkk) seragam dan baju sehari-hari yang semuanya kotor dan bau keringat. Lama-lama setelah melihat hasilnya yang lumayan saya jadi ketagihan. Kalau sehari dapat pelangnggan 10 orang, berarti kita dapat 200 USD, jika dibagi 4 kita akan dapat 50 USD sehari, sebulan bisa dapat 1500 USD hehe, tapi dapal perjalanannya kadang sepi kadang juga rame.
Yang menjadi vavorit kalau ada costumer cewek yang nelfon, kita disuruh ambil cucian ke cabin, kalau mujur kadang bisa liat dia cuma pakai handuk atau dipeluk/dicium pipi hihihi lumayannnnn… Kerjaan utama kita harus diselesaikan terlebih dahulu baru menyelesaikan side job, pokoknya sebelum anak pagi datang jam 6, semuanya harus kelar supaya tidak menyisakan jejak. Pakaian yang telah selesai dicuci, dryer dan setrika kita antar ke masing-masing cabin (kami telah kasi nomer sebelumnya). Suatu ketika saya harus mengantarkan pakaian ke salah seorang assisten waiter, dia sudah berpesan kalau pintunya akan dibuka supaya saya tidak ganggu dia waktu antar pakaian (pagi jam 5). Ketika pintu dibuka pelan-pelan, ternyata ada banyak orang (itu kamar seharusnya dihuni 2 orang). Saya lihat lebih jelas lagi….busettt dahhh..mata saya terbelalak!!! Ada beberapa sosok pria dan wanita sedang tertidur pulas dengan mulut menganga tidak pakai sehelai kainpun hehehe lumayannnn…… Setelah taruh pakaian dan lihat lihat sebentar saya langsung kabur, ntar mereka kebangun bisa berabe. Sepertinya mereka habis party, gak tau party apaan. Saya tanya teman-teman, kehidupaan dikapal, khususnya para bule emang udah biasa kaya gitu.
Yang menjadi perhatian saya yang lain adalah, di kapal itu crew nya berasal dari banyak negara, mulai dari India, Indonesia, China, Philippine, Rumania, Serbia, Caribbean dan negara lainnya. Orang Caribbean ini adalah orang kulit hitam, yang badannya rata-rata gede dan tinggi dengan rambut keriting. Kalau bicara dengan mereka harus didengarkan benar-benar, karena Bahasa inggris mereka berbeda dan sangat susah dimengerti. Kalau kita bilang : “baju lo kotor tuh!” dia akan jawab “me no care” biasanya orang bule bilang “I don’t care” Untuk sapa mereka biasanya bilang “yooo cool?” dan mereka akan selalu jawab “yaaaa maaan”. Kalau kita bilang, “Wah, lu potong rambut ya, muke lu jadi ganteng” dia akan bilang “yaaaa maaann” tiap bilang ya atau tidak selalu ada kata “maaannnn” kalau liat langsung pasti ngakak deh. Mereka paling anti kalau bercanda pegang pegang bagian pinggul,meskipun sesama pria mereka akan marah besar, katanya pelecehan tapi kalau pegang kepala tidak apa-apa buat mereka. Kalau orang Philippine Bahasa mereka lebih mudah dimengerti, ciri khas mereka adalah selalu menggunakan kata “paisa”, “paisano/paisana”, “pare” dan “mare”. Paisa / paisano/ paisana artinya teman/kawan. Sementara pare atinya pak , mare artinya bu. Kalau dia tanya “Besok lu keluar gak?” dia akan tanya, “Paisa, are you going out tomorrow?” atau “Pare, are you going out tomorrow?” Kalau dia bilang “He is my paisano” artinya “Di itu temen gue”. Orang India lain lagi, setiap ngomong kepala dan tangan mesti gerak-gerak. Kalau mereka tidak setuju akan sesuatu kepalanya akan geleng-geleng, kalau setuju pun geleng-geleng, nahhh bingung kan kita. Tapi jangan pernah meniru mereka dengan maksud mengejek, biasanya mereka akan marah.
Explorer of The Seas bersebelahan dengan Celebrity Silhouette di St. Marteen
Selama 9 bulang lebih saya jadi anak malam, karena itu kita bisa puas jalan-jalan sehabis kerja, hampir setiap port kita selalu keluar jalan jalan. Beberapa tempat yang saya kunjungi antara lain Bermuda, Bar Harbour Maine, Portland Canada, Halifax Canada, New York, Boston US, Puerto Rico, dll. Nantikan ulasan masing-masing port di artikel selanjutnya ya… mauchhhh.
“Any idea that is held in the mind that is either feared or revered will, begin at once to clothe itself in the most convenient and appropriate physical forms available.”
— Andrew Carnegie
Ini adalah artikel perdana saya di sukamelaut, selanjutnya akan ada banyak artikel menarik (menurut saya lho), kisah jalan-jalan ala pelaut, pengalaman hidup, bagi-bagi souvenir (kalau punya duit lebih hehe) dan lain sebagainya. So, selamat menikmati tulisan saya.
Awal Mula Jadi Pelaut
Perkenalkan nama saya agus, mantan guru SMP yang kini menjadi pelaut berkeliling dunia. Nah gimana ceritanya dari seorang guru jadi pelaut?? Waktu SMA saya punya cita cita luhur dan mulia mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menjadi seorang guru, mengajar di desa dekat dengan rumah, kalau murid libur guru juga libur. Pokoknya santai deh jadi guru, itu pikirannya waktu itu. Setelah berusaha keras menyelesaikan kuliah secepatnya dan mendapat gelar dan sertifikat sebagai pendidik akhirnya pada tahun 2008 diwisuda dan mulailah jadi seorang guru, tepatnya guru pengabdi di desa. Tapiiiii waktu itu dapat gaji cuma dua ratus ribu perak sebulan, belum kalau ada kondangan nikahan dll gaji dipotng 50 ribu, nasib nasib, beli bensin aja kadang minta ortu.
Enam bulan mengajar di desa saya putuskan pindah ke kota dengan harapan mendapat hasil lebih bagus. Di kota saya mulai mengajar dari satu sekolah ke sekolah yang lain, ngajar les privat, pergi jam 7 pagi dan pulang jam 9.30 malam, itulah rutinitas sehari hari. Kalo ditanya, ngapain gak ngelamar PNS??? Udah ngelamar tapiiii lima kali ngelamar gak pernah lulus, dulu tiap mau ngelamar selalu ditanya ortu, kamu punya duit berapa buat ngelamar??? “Gak pake duit (karena memang gak punya) saya percaya kemampuan sendiri” saya selalu jawab gitu. Alhasil gak pernah lolos tes, padahal teman teman seangkatan udah pada lolos dan jadi PNS. Ternyata ngelamar PNS tak semudah yang dibayangkan! (hari ini sistem penerimaan PNS jauh lebih bagus dan murni, tapi saya putuskan tetap jadi pelaut)
Dari hasil mengajar kurang lebih 4 tahun setelah dipotong biaya kos, makan, bensin, pulsa dll bisa terkumpul tabungan kurang lebih 15 juta. Maunya pake beli motor biar bisa dipake ngajar, maklum motor pinjem sama ortu. Setelah dipikir-pikir, kalau beli motor habis itu uang, trus ngulang lagi dari awal, 4 tahun baru punya tabungan segitu. Dari sana saya mulai mikir, kalo terus-terusan kaya gini gimana nasib saya nanti, apakah saya harus terus mencoba ngelamar PNS sampe ubanan, ato kerja jungkir balik siang malam jadi guru honor, jika membuka bisnis/usaha sendiri, tidak ada pengalaman, keberanian, modal dan seabrek alasan lainnya muncul. Tidak-tidak, no no no, saya tidak boleh menyerah dengan keadaan, pasti ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk merubah hidup. Saya mulai berpikir mungkin saya berada di tempat dan atau waktu yang salah. Mungkin kalau saya berada di tempat dan waktu berbeda nasib bisa berubah.
Munculah kenangan dan impian masa kecil saya akan kota kota dan tempat indah di luar negeri sana yang suka saya tonton di tv, juga gambar Menara Pisa di tembok kelas yang suka saya pandangi waktu kelas 3 SD sambil berkata,” ini Cuma Menara khayalan”. Terpikir dalam benak, mungkin saya tidak cocok menjadi seorang guru. Dulu saya punya cita-cita dalam hidup, meskipun seorang anak desa tinggal di puncak bukit, saya harus pernah merasakan pergi ke luar pulau dan pergi ke luar negeri. Kalo jadi guru ato PNS mau keluar pulau mungkin bisa tapi kalo pergi-pergi ke luar negeri rasanya mustahil, duit dari mana??? Waktu itu saya berpikir mungkin inilah saatnya mewujudkan mimpi saya, pokoknya saya harus pernah ke luar negeri! Jadi Saya putuskan cari kerja ke luar negeri saja, pokoknya udah muak kerja pontang panting siang malam dapat gaji pas pasan.
Cuma bermodal niat dan bahasa ingris pas-pasan, Saya mulai cari-cari agen yang memberangkatkan TKI ke LN, mulai dari fishpacker ke Canada sampai kerja ke Jepang yang diselenggarakan oleh dinas. Rata-rata kontraknya 1-3 tahun. Sampai pada akhirnya ketemu lowongan kerja ke kapal pesiar dengan panjang kontrak 7-10 bulan trus dapat libur 2 bulan. Keputusannya kerja ke kapal pesiar, cari kontrak yang pendek aja! Tapi caranya gimana? Basic pariwisata gak punya, kerja di hotel gak pernah, cuma mengandalkan Bahasa Inggris pas-pasan. Saya punya keyakinan, pokoknya kalau ada niat pasti ada jalan. Waktu itu saya putuskan mau kuliah singkat kapal pesiar, tapi kebetulan waktu itu ketemu kawan yang kerja di kapal disarankan kalau sudah bisa Bahasa inggris gak usah kuliah, ngelamar laundry aja yang paling gampang katanya, yang penting lolos interview dan sampai kapal dulu katanya, nanti bisa ngelamar posisi yang lain di kapal. Dia juga tamatan S1, senasib dengan saya. Dia sarankan ikut kursus dasar tentang kapal pesiar dan disarankan melamar posisi dasar kaya laundry, cleaner atau galey steward. Buat saya kayaknya laundry paling gampang.Setelah selesai pelatihan, masukan lamaran ke agen, trus final interview akhirnya lulus ngelamar posisi laundry. Kok bisa lulus? Emang pernah kerja di laundry? Enggak pernah, cuma modal kursus bentar trus training di laundry bentar, yang penting pede ngomong Bahasa Inggris sama user yang interview dijamin lulus waktu itu. Seneng banget rasanya waktu itu akhirnya bisa kerja ke luar negeri. Setelah lulus saya putuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah tempat ngajar. Saya bilang sama kepala sekolahnya kalau bapak saya pindah kerja ke luar kota jadi harus pulang kampung rawat ibu saya hihihi kalo bilang dapat kerjaan di kapal bisa bisa pada heboh guru dan murid murid, guru kok kerja ke kapal. Jadi saya gak bilang sama murid dan guru yang lain. Langsung kabur dari sekolah hihihi. Setelah beberapa minggu lolos interview dapat kabar dari agen katanya job letter/ kontrak kerja udah keluar dan disuruh ke kantor. Waktu itu saya dapat kontrak ke Serenade Of the Seas punyanya Royal Caribbean International yang homeport nya di San Juan, Puerto Rico. Waduh, dimana lagi itu San Juan saya gak pernah dengar? Dijelasin sama agennya kalau San Juan (dibaca San Huan) Puerto Rico itu masuk Amerika juga jadi saya harus buat visa C1D buat join disana. C1D Visa adalah visa khusus bagi para pelaut yang berlayar di wilayah US. Saya bilang, wah keren saya bisa ke Amerika gratis gak bayar tiket waktu itu.
Jalur Penerbangan ke Negeri Paman Sam
Singkat cerita semua dokumen siap dan koper udah siap saatnya berangkat. Apa saja isi kopernya, akan dibahas dalam artikel tersendiri nanti. Waktu itu kebetulan ada teman juga jadi berangkat berdua. Tumben naik pesawat keluar negeri. Kaya gimana ya rasanya? Lewat kemana saja untuk sampai ke Negeri Paman Sam? Yang jelas tidak ada penerbangan langsung Indonesia-Amerika.
Penerbangan Denpasar-Hongkong
Penerbangan ke US memakan waktu dua hari!!! Hahhhh 2 hari??? Serius loe!!! Iya dua hari baru sampe. Penerbangan pertama tangal 16 September 2011 dari Denpasar ke Hong Kong memakai pesawat Cathay Pacific, berangkat jam 4.05 sore hari dan sampai di Hong Kong jam 9.20 malam, jadi kurang lebih 5 jam. Ketika di bandara masih hapi-hapi aja, tapi setelah masuk dan duduk di pesawat, mulai kepikiran. Entah mau dibawa kemana saya, kok sampai kaya gini cari kerja, apa gak jadi aja ya. Pokoknya campur aduk waktu itu. Perubahan kadang pertamanya tidak nyaman tapi saya yakin bisa melewatinya, jadi lanjut terus demi sampai ke negeri Paman Sam. Sampe di hongkong bandaranya super luas, untung ada petugas yang bantu cari gate pesawat, disana cari gatenya harus pakai sky train semacam kereta listrik. Pertama kali dalam hidup naik skytrain hehehe.
Penerbangan selanjutnya dari Hong Kong ke San Francisco, berangkatnya jam 12 malam, jadi harus menunggu di bandara kurang lebih 2 setengah jam. Penerbangan memakan waktu kurang lebih 12 jam!!! Buset dah, belum pernah sama sekali naek pesawat lama gitu. Ini penerbangan yang paling membuat stress, jadi pengen pulang, ingat rumah, pengen nangis deh pokoknya wuaaaaaa, pengen balik pulang makkkkk!!! Apalagi pesawat di super ketinggian, oksigen menipis jadi susah nafas. Saya berfikir sudah tidak ada zona nyaman sama sekali, saya memilih pasrah dan berdoa mudah-mudahan cepat sampai. Tapi liat teman di sebelah, saya merasa kasihan tapi mau ketawa juga, dia menggigil kedinginan, pas berangkat dia bilang gk usah bawa jaket, gak usah juga bawa handphone biar gak ditelfon terus, wkwkwkw alhasil menggigil dan gak bisa akses apa apa.
Dengan penuh perjuangan, akhirnya sampai di San Francisco International Airport tanggal 17 September 2011 jam 8 malam waktu setempat karena perbedaan waktu Hongkong dan San Francisco. Kalau dihitung-hitung terbang jam 12 malam sampainya jam 8 malam, berapa jam itu coba? Penerbangan selanjutnya ke Dallas, Texas jam 2.26 pagi waktu setempat, jadi harus nunggu di bandara 6 setengah jam. Fiuhhhh sampai sini semangat sudah semakin menurun, pokoknya capek lahir bathin. Diperlukan waktu 3 jam untuk sampai Dallas, Texas. Karena perbedaan waktu 2 jam, jadinya sampai sana jam 7.30 pagi. Penerbangan terakhir menuju San Juan Puerto Rico memakan waktu kurang lebih 5 jam. Pesawat berangkat jam 8.30 pagi, jadi musti cepat cari gate pesawatnya.
Sampai Hotel Verdanza San Juan
Akhirnya sampai juga di San Juan (nama airportnya Luis Munos Marin International Airport) sore hari jam 3.30 tanggal 17 September 2011. Kalau dihitung-hitung total waktu penerbangan kurang lebih 25 jam dan waktu tunggu di bandara sekitar 10 jam, jadi total sekitar 35 jam, fiuhhhhh. Di bandara sudah ada yang stand bay buat jemput crew kapal untuk dibawa ke hotel. Karena kita direncankan untuk join esok harinya jadi kita dikasi nginep di hotel, nama hotelnya Verdanza.
Akhirnya bisa santai dulu di hotel. Tapiiii perjalanan ternyata belum selesai sampai sini. Waktu saya check in saya dapat kabar dari front desk katanya saya gak bisa join di Kapal Serenade of The Seas besoknya karena kapalnya kena badai, jadi lagi 3 hari baru datang, sehingga kita akan stay di hotel selama 3 hari. Saya dan teman merasa sedikit kecewa karena belum sampai juga ke tujuan. Tapi tak apalah kita bisa istirahat sejenak sebelum mulai kerja. Apakah yang kita lakukan di hotel, kemana saja kita jalan jalan???? Jawabannya kita gak ngapa-ngapain dan gak keluar kemana-mana selama tiga hari. Namanya baru pertama kali ke Negeri Paman Sam, kita merasa takut kemana-mana, teman saya bilang di San Juan banyak penjahatnya ntar kita ditembak, katanya lagi visanya beda ntar kita ditangkap, dll deh jadi kita cuma diam di hotel wkwkwk dasar culun kita waktu itu. Makan dan hotel ditanggung oleh perusahaan jadi kita tidak perlu merogoh kocek sendiri. Tiap hari kita juga ditelfonin dan kikirimin email sama orang dari agen USA, nanyain kabar dll, pokonya kita di take care dengan baik sama mereka.
Di hari kedua kita sudah pada semangat karena besoknya sudah mau join di kapal, tapiiii menjelang sore hari kita dapat telfon dari agen, katanya kita gak jadi join besoknya di Serenade of The Seas, karena kelebihan orang, nanti akan dicarikan kapal baru katanya. Sampai sini kita sudah merasa frustasi dan pesimis, merasa takut ditipu, dan merasa bisa-bisa dipulangin balik ke Indonesia!! Kebetulan teman saya punya paman orang agen, setelah ditelfon dia bilang gak apa-apa emang kemungkinan kaya gini bisa terjadi, jadi ikutin aja arahan dari agen USA.
Suasana Verdanza Hotel, San Juan-Puerto Rico
Menginap di Econo Lodge Newark, New Jersey
Tangal 19 Sepetember 2011 kita check out pagi-pagi dari hotel, kita akhirnya ditransfer ke kapal Explorer of The Seas yang berlokasi di Bayone, New Jearsey. Kita harus terbang lagi dari San Juan ke Miami, Florida trus ke Newark, New Jearsey. Yang membuat semangat jadi down, kita joinnya kapan kita belum tahu. Kita cuma disuruh kesana dan menunggu kabar dari agen.
Sampe di Newark kita disuruh nginep di Econo Lodge Newark International. Kita sampainya malam hari, pas kita check in katanya nama kita gak ada di booking list, nah tambah puyeng lagi nih sampe sini. Saya coba hubungi kantor Royal Caribbean di Miami tapi disuruh hubungin hiring partner/ agen kita, pas dihubungin gak ada yang jawab. Saya pengen marah tapi mesti marah sama siapa waktu itu. Front desknya bilang, bisa dibayar dulu untuk satu malam nginep disana sebesar 100 USD, mereka akan kirim email ke perusahaan dan kita dikasi kabar besoknya kalau sudah dibayar uang kita akan di refund semua, untuk kita masih punya bekal, jadi cukuplah.
Hari itu juga kita dapat kabar kalau kita akan join di Explorer of The Seas tanggal 24 September 2011, jadi kita stay di hotel selama 4 hari 4 malam. Selama stay di hotel kita kemana aja??? Gak kemana-mana hiksss. Pertama kata teman saya lagi takut ditembak, katanya banyak penjahatnya disitu, kedua kita menjaga supaya persediaan cash tidak habis, jadi ya di kamar doank, trus ke front desk cari kopi pagi-pagi, abis itu makan, balik lagi ke kamar. Sampai-sampai driver hotel ngajakin kita keliling kota gratis, tapi kita bilang gak mau, dasar culun kita dulu. Saking betah kita di kamar hotel terus, suatu hari ditelfon oleh front desk,
Front desk: kamarnya mau dibersihin gak juragan???
Saya : dibersihin donk!!!
Front desk : maaf juragan, kalo agan-agan di dalam kita gak bisa bersihin soalnya gak boleh sama peraturan hotel, itu ada housekeeping di depan pintu mau bersihin kamar agan…
Saya : ohh gitu, aduh maaf kita gak tau, housekeepingnya boleh masuk kok bersihin kamar.Setelah itu ada orang ketok kamar, kali aja cewek bule yang jadi hauskeeping nya, baru buka pintu yahhhh ternyata ibu-ibu Spanish badannya kekar hihihi.
Suasana di Econo Lodge
Dicuekin Pegawai Perkins
Pihak agen sangat baik hati mengirimkan voucher untuk makan di restoran sebelah hotel sebanyak 14 kupon per orang masing-masing kupon senilai 10 USD. Tempat makannya Namanya Perkins Restaurant and Bakery. Kebetulan cash sudah sangat menipis, jadi bisa bertahan dengan kupon ini.
Ada cerita yang kurang menyenangkan buat kita di tempat makan ini. Hari pertama dan kedua kita breakfast, hotel menyediakan kupon pagi harinya, jadi tinggal dibawa ke Perkins untuk dapat sarapan. Siang dan sorenya kita memakai kupon 10 Dolar dari agen. Hari ketiga, hotel tidak lagi menyediakan kupon breakfast jadi kita memakai kupon 10 dolar, tapi oleh cashiernya ditolak, katanya mereka tidak menerima kupon lagi dari hotel. Kita sudah jelaskan bahwa kupon itu bukan dari hotel, tapi perusahaan kita yang menyediakan, tapi mereka tetap kekeh gak mau terima, katanya promosi kuponnya sudah berakhir, padahal dikupon jelas tertulis expires 31 Desember 2011. Dengan rasa jengkel kita balik ke hotel dan bilang sama front desknya kalau kupon kita ditolak. Front desknya langsung telfon itu restoran, ngomel-ngomel ke restorannya jelasin asal muasal itu kupon.
Akhirnya kita disuruh balik ke Perkins dan sisa kuponnya masih bisa dipakai disana. Setelah duduk, pelayannya pada lihatin kita semua dengan muka sepet. Apa kita dikira homo ya??? Wkwkw atau penampilan kita aneh ya?? Saya jadi bertanya-tanya, trus teman saya nyeletuk, mungkin karena kita gak pernah kasi tips kali gus??? Saya bilang, iya juga ya… Saya lihat sekitar, orang-orang disana pada kasi tips kalau selesai makan. Disini saya mendapatkan satu pelajaran, kalau makan di US usahakan kasi tips waiter/waitressnya, gak wajib se, tapi mau dijutekin kaya saya??? Hihihi Setelah beberapa waktu saya baru tahu kalau di US itu memang budayanya nge tips.
Hari yang ditunggu pun tiba, tanggal 24 September 2011 pagi-pagi sudah ada driver yang jemput dari pihak kapal. Kalau dihitung-hitung perjalanan saya yang penuh lika liku menghabiskan waktu 9 hari untuk bisa sampai di tujuan. Sebelum masuk kapal, semua dokumen dan koper harus dicek terlebih dahulu. Sampai di depan kapal ada tulisan berwarna biru berukuran besar di lambungnya “Explorer of The Seas Nassau Bahamas” kita pun memandanginya dengan mulut ternganga. Buset dah, gede banget kapalnya, pasti banyak kerjaan, kuat gak ya???? Bersambung ke sini.